Selasa, 23 April 2013

Cerpen Pos PAUD Dwi Rahayu 1


“Ibuku Idolaku”

Matahari muncul dari timur, kemerah-merahan warnanya. Terdengar ayam jantan berkokok, burung berkicauan bersaut-sautan satu sama lain. Hawa sejuk terasa di badanku. Ku tarik selimut itu menutupi badanku. Terdengar suara sreng, sreng, sreng di dapur. Aku tahu pasti itu ibuku. Ingin mata ini terbuka dan melihat ibuku di dapur. Akan tetapi mata ini terasa berat untuk terbuka.
Tok tok tok,,. Terdengar suara pintu kamarku seperti ada yang mengetuknya. Tok tok tok,,,. Semakin jelas ada yang mengetuk pintu kamarku. Tak lama kemudian ada yang memanggilku, “Dik, bangun! Waktunya sekolah”. Aku tahu itu suara ibuku setiap kali membangunkanku. Sudah saatnya aktifitas hari ini aku lakukan dengan semangat.
Namaku Rio. Aku tinggal di tempat yang sederhana. Walaupun tempat tinggalku sederhana, akan tetapi aku sangat bahagia dan merasa sangat nyaman. Aku sekolah di Taman Kanak-kanak Warawiri tak jauh dari tempat tinggalku. Bersama teman-teman sekolah, aku belajar, bermain, dan melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi kami dengan ibu guru yang mendampingi kami.
Saat-saat di sekolah bersama teman-temanku itulah saat yang ku tunggu-tunggu. Kami bercanda, bermain, dan belajar dengan penuh keceriaan. Ibu guru yang mendampingi kami selalu mengingatkan dan mengawasi kami dalam setiap kegiatan yang aku dan teman-temanku lakukan.
Wawan, Alfin, Rani, Rudi, Mawar, Sani, Santi, merekalah teman-teman yang selalu bermain,  bercanda, dan belajar denganku. Aku sangat senang bermain dan belajar bersama mereka. Mereka teman-teman terbaikku.
Di samping bermain dan belajar bersama-sama teman-teman di sekolah, kegiatan dirumah bersama ibuku adalah kegiatan yang membuatku sangat bahagia. Di rumah, semua kegiatan aku lakukan bersama ibuku tersayang. Senin, selasa, rabu, kamis, jumat, sabtu, dan minggu tiada hari tanpa ibuku. Semua keperluanku selalu ada berkat ibuku. Keperluan sekolah, keperluan di rumah dan keperluan yang lain selalu siap tersedia untukku. Semua itu ibuku yang menyiapkan.
Dari membangunkanku, menyiapkan bajuku, menyiapkan sarapan, menyiapkan perlengkapan sekolah, mengantarkan aku berangkat sekolah, bahkan menjemputku sewaktu pulang sekolah, semua itu dilakukan oleh ibuku untuk aku.
Nangis, rewel, celotehanku, permintaanku selalu ditanggapi oleh ibuku dengan sabar dan penuh rasa kasih sayang. Ibuku rela tidak tidur semalaman hanya untuk menjagaku disaat aku sedang sakit, ibuku rela seharian menemaniku disaat aku tak punya teman untuk bermain.
“Kukuruyuk....” suara ayam berkokok menandakan hari sudah pagi. “Tok tok tok, Dik waktunya bangun”, ibuku membangunkanku. “Iya bu aku bangun”, jawabku. Kemudian ibuku selalu menasehatiku agar membiasakan diri supaya bisa bangun sendiri ketika pagi menjelang. Aku selalu mengingat nasehat ibuku.
Ibu mengatakan, “Ayo sekarang adik mandi, nanti ibu siapkan pakaian dan sarapan untuk adik”. “Iya bu adik mandi dulu”. Sreng sreng sreng, terdengar suara itu di dapur. Aku tahu itu ibuku yang sedang memasak dan menyiapkan sarapan untukku. Selesai mandi, pakaian seragamku sudah siap. Kadang-kadang aku meminta bantuan ibu untuk membantuku memakai seragamku. Aku mengamati ibu jika ia sedang membantuku memakai seragam sekolah. “Begini lho dik cara memakainya”, ibuku mengajari aku cara memakai seragam dengan benar. Ia selalu mengajariku agar aku bisa melakukan kegiatan sehari-hari dengan mandiri di kelak nanti.
Pakaian sudah rapi, aku menuju meja makan. Seperti hari-hari yang lain, makanan kesukaanku telah tersedia di meja makan. Siapa lagi yang menyiapkan makanan itu kalau bukan ibuku tercinta. Aku selalu menikmati masakan ibuku dengan lahap. Di saat aku sarapan, ibu selalu mendampingiku dan memperhatikanku. “Pelan-pelan dik makannya”, ibu mengatakan itu sambil tersenyum.
Sarapan telah aku habiskan. Ibu langsung merapikan meja makan dan menyuruhku untuk memakai sepatu. Seperti biasanya aku kesulitan untuk memakai sepatu. Sambil tersenyum ibu memperhatikanku. Tak lama kemudian ibu mendatangiku dan membantuku memakai sepatuku. “Selesai, sekarang adik tunggu ibu sebentar ya, ibu mau siap-siap dulu”, kata ibu. “Bu besok aku mau memakai sepatu sendiri”, kataku. “Wah pinter anak ibu. Tapi kalau adik kesulitan ibu boleh membantu tidak?” ibuku bertanya. “Emmmmm, boleh”, kataku. “Baiklah, ibu siap-siap dulu ya”. Aku duduk di depan rumah sambil menunggu ibu siap-siap mengantarku ke sekolah.
Saat pagi-pagi seperti itu, terlihat orang-orang melakukan aktifitasnya. Terlihat mbak Rini, tetanggaku, mengeluarkan sepeda dan berpamitan kepada ibunya untuk berangkat sekolah. Ia berangkat sekolah tidak diantar ibunya karena ia sudah kelas V SD. Kelak aku ingin berangkat sekolah sendiri kalau aku sudah besar nanti.
“Dik, ayo berangkat”, ibuku mengajakku. Aku berdiri dan lekas membonceng ibu menggunakan sepeda motor. Di perjalanan aku juga melihat temanku Alfin dan Mawar berangkat ke sekolah. Aku memanggil mereka dan merekapun juga memanggilku. Selain mereka teman-temanku yang lain juga berangkat diantar oleh orang tua mereka.
Sesampai di depan sekolah ibu menghentikan sepeda motornya dan menyuruhku turun. Ibuku juga turun dari sepeda motornya. Aku berpamitan kepada ibuku sambil mencium tangan ibuku. Di saat berpamitan, ibuku mengelus rambutku dan berkata, “Belajar yang rajin ya dan jangan nakal”. Aku pun mengangguk mendengar pesan yang disampaikan ibu. Ibu pun pulang ke rumah yang tak jauh dari sekolahku dan kembali ke sekolah saat, menjemputku nanti.
Terlihat teman-temanku juga yang sedang berpamitan dengan orang tuanya. Aku berlari kecil menuju kelas. Seperti biasanya, ibu guru selalu menyambut aku dan teman-temanku sewaktu akan masuk kelas. “Selamat pagi anak-anak”, kata ibu guru dengan senyum. Setelah kami masuk kelas, ibu guru membuka pertemuan dengan menyanyi. Kami pun mengikuti ibu guru bernyanyi dan kami merasa senang dan ceria.
Waktu istirahat telah tiba, kami bergegas keluar kelas untuk bermain di halaman sekolah. Kami sangat menikmati waktu istirahat itu. “Teng teng teng..”. Sedang asik-asiknya bermain suara lonceng berbunyi dan itu menandakan bahwa waktu istirahat telah usai. Kami menyudahi waktu istirahat kami.
Beberapa saat kemudian setelah aku dan teman-temanku belajar dengan dampingan ibu guru, bel berbunyi lagi, “Teng teng teng teng...”. aku tahu itu adalah bel tanda waktu belajar telah usai. “Hore, pulang..”, kataku. Teman-teman yang lain juga mengatakan, “Hore..”. sebelum kami pulang, ibu guru menasehati kami agar selalu rajin belajar dan selalu membantu orang tua.
Kami bergegas pulang dan tidak lupa bersalaman dan mencium tangan ibu guru kami. Sampai di depan kelas, dari kejauhan tampak ibuku yang duduk di atas sepeda motornya. Ia telah menungguku pulang di depan sekolahku. Ibuku tak pernah terlambat kalau menjemputku. Ia tahu kapan aku masuk sekolah dan kapan aku pulang sekolah.
Sambil berlari kecil aku menghampiri ibuku. Teman-temanku yang lain juga telah dijemput oleh orang tua mereka. Aku dan ibuku pun pulang ke rumah kami. Sesampainya di rumah, ibuku menyuruhku untuk berganti pakaian dan mencuci tanganku. Ternyata ibu telah menyiapkan makanan kesukaanku. “Dik, ayo makan dulu”, ajak ibuku. “Iya bu”, jawabku. Aku pun menuju meja makan.
Sebelum makan, ibu bertanya kepadaku, “Bagaimana dik pelajaran di sekolah hari ini?”. “Aku senang sekali bu belajar dengan teman-temanku, bu guru juga menasehati kami agar membantu orang tua”, jawabku. “Wah bagus itu. Ya sudah sekarang adik makan dulu setelah itu adik istirahat”, kata ibuku. Selesai makan ibuku mengantarkanku ke kamarku untuk istirahat.
Tak terasa hari sudah sore. Aku mencari-cari ibuku. Ku cari kesana-kemari ternyata ibuku ada di dapur. Ia sedang masak makanan untuk makan malam nanti. Aku mendatangi ibuku dan aku pun bertanya, “Bu sedang apa?” ibu menjawab, “Masak dik”. “Masak apa bu?” tanyaku lagi. “Ibu masak telur dadar dik”, jawab ibu. “Yah, aku gak mau makan kalau lauknya telur”. “Lho ko adik tidak mau makan, kenapa?” tanya ibu dengan lembut dan sabar. “Aku mau makan pakai nasi goreng bu”, pintaku pada ibuku. Ibuku menjawab, “Oh, adik mau nasi goreng, baiklah ibu buatkan dulu, ditunggu ya?”. Ibu langsung membuatkanku nasi goreng sesuai permintaanku.
Sebelum makan masakan yang dimasak ibuku. Aku mandi terlebih dahulu. Terdengar ibu menyiapkan segala perlengkapan makan malam di meja makan. Setelah selesai mandi aku melihat di atas meja makan. Wah ternyata makanan telah siap semua. Aku tidak sabar untuk menikmati nasi goreng yang aku minta tadi. “Wah masakan ibu kelihatan lezat sekali”, kataku. Ibu yang mendengarku mengatakan itu hanya tersenyum. Kami duduk di meja makan. “Adik  jangan lupa berdoa dulu ya?”, kata ibuku. Aku mengangguk mendengar nasehat ibu.
Hari pun sudah malam. Setelah aku belajar dengan didampingi ibuku, aku merasa mengantuk. Ibu mengantarkanku ke kamarku. Ia pun juga menemaniku di kamar sebelum aku tertidur. Sesekali ibuku bercerita untukku hingga aku tertidur pulas.
“Kukuruyuk...”. Ayam jago berkokok memnandakan hari sudah pagi. Seperti biasanya ibuku menyiapkan segala sesuatu untuk keperluan sekolahku. Menyiapkan pakaian, makanan, mengantarku ke sekolah, hingga menjemputku sewaktu aku pulang sekolah.
Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, Minggu tiada hari tanpa ibuku. Segala kebutuhan dan permintaanku selalu ada berkat ibuku. Memang ibuku adalah pahlawan bagiku. Memang Ibuku Idolaku. Aku berjanji kelak aku akan membalas jasa ibuku yang telah merawatku. Aku akan selalu ingat nasehat ibuku.

 Oleh : Nuri Dwi Nuryani
            dalam mengikuti Lomba Menulis Cerpen untuk Pendidik PAUD
            semoga bermanfaat. amin


Sabtu, 13 April 2013

Sekilas Pos PAUD Dwi Rahayu I

PAUD Dwi Rahayu terletak di desa Jepara Wetan, Kecamatan Binangun, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah. Di PAUD ini terdapat lima guru, dan tempatnya masih menumpang di rumah pak kadus. Untuk tahun ajaran 2013/2014 di PAUD Dwi Rahayu menerima murid baru usia 3-4 tahun. Pembelajaran tidak menggunakan CALISTUNG.